Berdesik Ombak Memukul Pantai,
Memanggil Gelora Pada Sebuah Angan,
Bergetar ! Bergetar Keriangan Pasir Membuih
Tatkala Di Pukul Ombak Sepi Yang Melara,
Lara Hati Tiada Keruan,
Mengadu Pada Alam,
Sayang ! Alam Hanya Tahu Berbisik,
Berbisik Syahdu Sambil Berkejaran,
Antara Ombak Sepi Dan Ombak Rindu,
Walau Hati Sedih Menyaksikannya,
Terpaksa Jua Ku Telan Sungguh Pun Pahit Bak Hempedu,
Kerna Ku Faham,
Inilah Lumrah Alam Tatkala Pancaroba
Menggoncang Hati Yang Kesepian,
Bilamana Ombak Lara Memukul Sepi,
Sayu Jiwa Kerinduan,
Rindu Pada Sang Pencinta Yang Setia,
Yang Mana Mungkin Akan Hadir Lagi,
Pasir Berbisik, Ombak Meratapi,
Angin Menangis, Camar Tergelak,
Melihat Sang Pencinta
Menghunus Rindu Pada Alam
Yang Cuma Tahu Bermain,
Rindu… Itula Yang Ingin Ku Ungkap,
Pada Sebuah Hati Yang Sayu,
Sepi.. Itulah Yang Ingin Ku Ceritakan,
Pada Sekilas Pandangan Jiwaku,
Kosong ! Seolahnya Tiada Siapa Yang Faham ‘Suara Hatiku’
Pasir? Hanya Menunggu Masa Untuk Di Pukul,
Ombak? Hanya Berkejar Kesana Dan Kemari,
Angin? Sepoi2 Bahasa Menghiris Kulitku,
Camar? Hanya Tahu Mengilai Sayap Tanda Kemegahanya,
Laut? Hanya Menunggu Saat Untuk Di Lakar Oleh Lukisan Alam,
Tak Sanggup Ku Pendam Di Hati Kesepian Ini,
Kerana Suara Hatiku,
Tak Mampu Lagi Bersuara Untuk Menghurai Uranium Perasaanku
Yang Kini Di Lambung Ombak Rindu Dan Sepi,
Sepinya Hidup Ku Kini,
Hanya Bisa Ku Buku Dalam Hati,
Rindunya Aku Kini,
Aku Hanya Mampu Coretkan Sebagai Puisi Rinduku Di Ambang Sepi
Sayang ! Alam Hanya Tahu Berbisik,
Berbisik Syahdu Sambil Berkejaran,
Antara Ombak Sepi Dan Ombak Rindu,
Walau Hati Sedih Menyaksikannya,
Terpaksa Jua Ku Telan Sungguh Pun Pahit Bak Hempedu,
Kerna Ku Faham,
Inilah Lumrah Alam Tatkala Pancaroba
Menggoncang Hati Yang Kesepian,
Bilamana Ombak Lara Memukul Sepi,
Sayu Jiwa Kerinduan,
Rindu Pada Sang Pencinta Yang Setia,
Yang Mana Mungkin Akan Hadir Lagi,
Pasir Berbisik, Ombak Meratapi,
Angin Menangis, Camar Tergelak,
Melihat Sang Pencinta
Menghunus Rindu Pada Alam
Yang Cuma Tahu Bermain,
Rindu… Itula Yang Ingin Ku Ungkap,
Pada Sebuah Hati Yang Sayu,
Sepi.. Itulah Yang Ingin Ku Ceritakan,
Pada Sekilas Pandangan Jiwaku,
Kosong ! Seolahnya Tiada Siapa Yang Faham ‘Suara Hatiku’
Pasir? Hanya Menunggu Masa Untuk Di Pukul,
Ombak? Hanya Berkejar Kesana Dan Kemari,
Angin? Sepoi2 Bahasa Menghiris Kulitku,
Camar? Hanya Tahu Mengilai Sayap Tanda Kemegahanya,
Laut? Hanya Menunggu Saat Untuk Di Lakar Oleh Lukisan Alam,
Tak Sanggup Ku Pendam Di Hati Kesepian Ini,
Kerana Suara Hatiku,
Tak Mampu Lagi Bersuara Untuk Menghurai Uranium Perasaanku
Yang Kini Di Lambung Ombak Rindu Dan Sepi,
Sepinya Hidup Ku Kini,
Hanya Bisa Ku Buku Dalam Hati,
Rindunya Aku Kini,
Aku Hanya Mampu Coretkan Sebagai Puisi Rinduku Di Ambang Sepi
0 comments:
Post a Comment
KERATAN NOTIS
1. Sila Komen Dalam Bahasa Melayu / Ingelish Yang Mudah Difahami
2. Tinggalkan Alamat Blog / Email Jika Perlu
SEGALA KOMEN YANG DITULIS ATAS TANGGUNGJAWAB ANDA SENDIRI. PEMILIK AJTR TIDAK BERTANGGUNGJAWAB ATAS SEBARANG KOMEN YANG DITULIS OLEH PEMBACA DI AJTR INI.